Sunday, September 18, 2016

Pesona Gili Air, perpaduan antara Gili Trawangan dan Gili Meno



"Jika menyukai keramaian, party dan modernisasi, maka datanglah ke Gili Trawangan. Jika menyukai ketenangan dan kesunyian, Gili Meno bisa menjadi pilihan. Atau, pilihlah Gili Air, perpaduan antara Gili Trawangan dan Gili Meno."

Begitulah pernyataan yang kebanyakan saya dengar dari wisatawan asing yang berkunjung ke Gili Air. Kebanyakan dari wisatawan asing, atau biasa sering kita sebut para 'bule' menganggap Gili Trawangan terlalu bising, terlalu banyak party di setiap restoran yang dibangun disana, dan memang Gili Trawangan merupakan surga bagi para anak muda yang mencintai kebebasan dan sedikit keliaran. Sedangkan Gili Meno adalah tempat yang tepat bagi para wisatawan tua yang ingin menyendiri, menyukai ketenangan dan keindahan. Jarang sekali anak muda yang datang ke Gili Meno, karena fasilitasnya yang juga masih belum maju. Lalu bagaimana dengan Gili Air ? 

Gili Air merupakan pulau kedua terbesar setelah Gili Trawangan. Perbedaan ketiga pulau ini cukup signifikan walaupun mereka berdekatan. Dari segi geografisnya sendiri, Gili Trawangan merupakan Pulau terbesar dan memiliki bukit di tengah pulau tersebut, Gili Meno memiliki danau air tawar ditengahnya, tapi Gili Air hanyalah pulau biasa yang cukup terkenal dengan eksotika sunset dan alam bawah lautnya yang sangat cantik untuk snorkeling. 


Kebanyakan wisatawan yang datang ke Gili Air adalah mereka yang merupakan pasangan ataupun yang sedang honeymoon. Gili Air juga sering memiliki tamu keluarga yang datang bersama anak-anaknya. Ombak yang tidak terlalu besar, musik-musik musim panas yang diputar di restoran, dan air laut berwarna biru jernih benar-benar menjadi pilihan tepat untuk menciptakan kenangan bersama keluarga. Para Bule akan dengan senangnya berjemur di bawah teriknya matahari, berendam dan bermain voli di bentangan pantai yang luas tersebut.


Untuk snorkeling, tidak perlu berenang jauh-jauh ataupun mencari tourguide yang akan membawa kita ke tengah laut. kalian cukup berenang dengan membawa alat snorkeling dan kalian dapat melihat keindahan ikan-ikan berwarna-warni, bahkan jika beruntung kalian bisa melihat banyak penyu. Waktu yang baik untuk snorkeling adalah pada pagi hari, pada pukul 9 pagi, dimana cuaca tidak begitu panas, lautnya tenang dan dangkal, sehingga air laut terlihat sangat jernih dan kalian bisa langsung melihat ikan-ikan yang berenang. Banyak tempat yang menyewakan alat snorkeling seperti google dan fin di pulau ini, jadi jangan khawatir dan tak perlu repot untuk membawanya, cukup dengan membayar Rp 35.000,00, kalian bisa menyewanya seharian. Jika kalian ingin lebih menantang, Gili Air juga memiliki snorkeling trip dimana kalian bisa snorkeling diantara ketiga pulau. 


Gili Air juga memiliki banyak hamparan spot cantik untuk dikunjungi dan tentunya wajib untuk berfoto disana. Butuh waktu hampir 2 jam untuk mengelilingi satu pulau ini dengan jalan kaki. Jika kalian takut lelah, disini banyak tempat yang menyewakan sepeda seharian seharga Rp 50.000,00 dan hanya membutuhkan 1 jam an lebih untuk berkeliling pulau dengan sepeda. Salah satu hal yang juga wajib dicoba jika berkunjung ke Gili Air. Saat bersepeda, kalian bisa mampir ke beberapa tempat yang merupakan cafe untuk bersantai menikmati keindahan laut sambil menyantap makanan.


Beberapa spot di Pulau ini sangat dangkal, apalagi saat sore dimana air laut menyurut dan mengering, beberapa penduduk asli pulau ini akan mulai berkumpul untuk mencari ikan ataupun keong yang terdampar, nah.. disini salah satu kesempatan kalian dimana kalian bisa melihat beberapa mahluk laut yang aneh, tapi hati-hati karena ada ular laut yang berbisa yang juga terdampar..


Salah satu hal yang selalu menjadi incaran jika berkunjung ke pantai adalah hunting for sunset. jangan khawatir, sunset disini menyajikan banyak sekali romantisme dan kecantikan, mungkin ini sebabnya kenapa banyak pasangan yang datang kemari. Kalian dapat bertanya kepada para penduduk disana, dimana letak sunset point di pulau Gili Air dan mereka akan menunjukkannya. Biasanya sunset dimulai dari pukul setengah 6 sore sampai setengah 7 malam.

  

Kalau kalian berkunjung ke area Cafe Mowie's, kalian juga bisa menemukan ayunan yang dibangun dilaut. Ombak sunset yang ada di Gili Trawangan adalah cafe pertama yang mencetus pembuatan ayunan seperti ini dan ternyata ide ini memang sangat laris di kalangan para wisatawan. Jadi, Gili Air pun mengikuti jejak tersebut dan membangun satu ayunan. Sebenarnya ada kontranya juga pembangunan ayunan ini, karena ayunan ini terbuat dari besi yang akan sangat mudah terkorosi oleh air laut, dan korosi itu akan menyebabkan pencemaran pada air laut serta terumbu karang. Tapi kecantikan ayunan dan sunset benar-benar memikat.


Ada banyak sekali hotel yang bisa kalian lihat dan menjadi salah satu faktor pendukung liburan saat kalian bermain kemari. Beberapa hotel yang terletak dekat di tepi laut adalah 7 Seas, Scallywag, Sunrise Resort, Bel Air dan Turtle Beach. Sedangkan jika kalian mencari harga backpacker, maka kalian bisa mencoba berkunjung ke Omah Gili yang memang lebih terkenal di kalangan wisatawan Indonesia, Nusa Dua Cottages, dan Mawar Cottages. Jangan ragu untuk bernegosiasi harga kamar di gili ini. 

So, jika kalian berkunjung ke Lombok, 3 gili ini merupakan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi, tinggal kalian pilih mau nuansa yang seperti apa. Apalagi kalau mau cari pasangan bule, gak perlu jauh-jauh ke Bali, di tiga gili ini khususnya trawangan kalian akan dengan mudah menemukan hamparan bule ganteng dan cantik.

Ada beberapa yang cukup saya sayangkan sih.. Pulau ini merupakan bagian dari Indonesia, tapi tempat ini justru lebih dikenal dikalangan wisatawan asing. Tak hanya dari pengunjungnya, tapi dari pemilik restoran, resort dan tempat diving kebanyakan dimiliki oleh para turis bukan oleh orang Indonesia sendiri. jadi bingung.. pada kemana orang Indonesia yang katanya penganggurannya banyak, dan sedikitnya lapangan pekerjaan, padahal di pulau ini, merupakan salah satu kesempatan yang baik untuk berbisnis, tapi sayangnya sudah banyak yang dikuasi oleh wisatawan asing.. yaa.. semoga Orang Indonesia lebih cepat sadar...  

By the way.. buat kalian yang mau ke 3 pulau ini, gampang saja, kalian bisa menggunakan kapal dari Bali, yaitu dari pelabuhan padang bai atau Serangan dengan menggunakan fastboat. Ada banyak macam fastboat seperti Ekajaya atau Marina. Jika kalian datang kemari melalui Lombok, kalian tinggal pergi ke Pelabuhan Bangsal, dan disini mereka menjual tiket untuk ke 3 pulau ini. Karena kapalnya merupakan public boat, harganya jadi jauh lebih murah.. Untuk berkunjung dari Gili yang satu ke Gili lain, kalian tinggal menggunakan Boat Hopping Island yang keberangakatannya pada pagi hari pukul 08.30 dan sore hari pukul 15.30. 

Menarik kan pulau ini.. yukk orang Indonesia.. Come Here..
"The gladdest moment in human life, me thinks, is a departure into unknown land"



Sunday, September 11, 2016

Lost in Nusa Lembongan and Nusa Ceningan

Tak ada kata cukup di kamus saya untuk travelling dan liburan, dan itulah yang saya rasakan. Setelah menikmati perjalanan saya di Nusa Penida (Liburan Penuh Kejutan di Nusa Penida), sebuah tempat lain menunggu, tak lain tak bukan adalah Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. 


Ketiga pulau ini berdekatan, sehingga perjalanan menuju Nusa Ceningan dilanjutkan menggunakan boat yang disediakan oleh pemilik penginapan kami dari Nusa Penida. Boat ini adalah kapal kecil yang hanya muat berisi 8-10 orang. Harga yang dibayar untuk boat ini perorangnya adalah Rp 15.000,00 dengan durasi 15 menit. Dalam perjalanan, kita akan melewati Yellow Bridge yang merupakan jembatan penghubung antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. 



Sama seperti pada Nusa Penida, untuk berkeliling di Nusa Ceningan dan Nusa lembongan dibutuhkan alat transportasi. Begitu sampai di Nusa Ceningan, yang merupakan pulau terkecil di antara 3 Nusa, di depannya kami langsung menemukan tempat penyewaan motor yang dapat disewa seharga Rp 100.000,00 per hari. Jika kalian tidak bisa mengendarai motor, jangan khawatir, beberapa tempat menyediakan penyewaan sepeda dan alat transportasi umum berupa cidomo yang merupakan kereta kuda, serta mobil sewa. 

Walaupun kecil, Nusa Ceningan memiliki banyak tempat indah yang juga wajib untuk dikunjungi. Untuk penginapan, Le Pirate Beach Club bisa menjadi salah satu pilihan jika anda menginginkan penginapan yang memiliki pemandangan laut lepas. Le pirate memiliki kamar minimalis bernuansa biru, tosca dan putih. Fasilitas yang diberikan adalah air panas, breakfast, wifi, kolam renang kecil dengan pemandangan laut dan restauran disebelahnya. 




Nusa Ceningan juga terkenal dengan salah satu daerahnya yang bernama Blue Lagoon dan Ceningan Cliff. Blue Lagoon merupakan sebuah tebing tinggi dimana kita bisa melihat bebatuan dan laut di bawahnya, uniknya warna air laut disini memiliki bias biru yang berbeda-beda, mulai dari biru muda, tosca dan biru tua. 



Ceningan Cliff juga memiliki keindahan laut yang sama, tapi disini kalian bisa melakukan Flying Fox diatas laut. Harga untuk flying fox ini adalah Rp 100.000,00, jika sedang sepi kalian bisa bernegosiasi dan mendapatkan harga yang lebih murah. Yang seru dari Flying fox ini adalah adanya ombak yang akan menerpa kita saat kita melintasi kabel menuju ke arah tebing lain, sayangnya saat itu ombak sedang tidak besar. 



Setelah puas berkeliling di Nusa Ceningan, perjalanan di lanjutkan ke Nusa Lembongan. Cara menyeberang ke Nusa Lembongan sangatlah gampang, tidak perlu menggunakan boat lagi, cukup dengan melintasi Yellow Bridge dengan motor. Karena warna kuningnya yang cantik, banyak pengunjung yang menyempatkan diri untuk berfoto terlebih dahulu di jembatan ini. 



Nusa Lembongan jauh lebih besar dari Nusa Ceningan, dan tempat-tempat yang akan dilewati cukup menanjak dan menurun, karena itu motor dan kendaraan umum sangat diperlukan di tempat ini. Tempat ini juga merupakan pusat dari tiga Nusa, lebih ramai dan lebih lengkap untuk segala fasilitas dan akomodasi seperti atm, supermarket, sekolah dll. Unsur Hindu memang masih terasa di ketiga Nusa ini, khususnya Nusa Lembongan, dimana tepat pada saat kami kemari, kami melewati ritual "Ngaben" yang merupakan adat hindu untuk membakar orang mati. 

Nusa Lembongan terkenal dengan Devil's Tear Point, sebuah tempat dimana kita bisa melihat ombak yang berdebur sangat keras ke tebing dan akan menerpa kita yang berada di puncak tebingnya. Bukannya terlihat menakutkan, justru ombak besar ini menjadi salah satu incaran para pengunjung yang ingin mendapatkan foto diterpa ombak tersebut. Tapi begitu sampai di tempat ini, kembali  disayangkan karena ombaknya sedang tidak besar. Untungnya pemandangannya masih cukup indah sehingga masih bisa menghibur hati kami. 




Jika berkunjung kemari, saya sarankan kalian menyempatkan diri untuk berkunjung ke beberapa cafe yang memang terkenal dengan pemandangan lautnya. Salah satunya adalah The Deck Lembongan. Cafe bernuansa putih ini akan membuat kalian menyatu dengan laut sambil menyantap makanan. Untuk mencapai tempat ini kalian harus menuruni sebuah tangga terlebih dahulu.

 

Kalian bisa memilih berbagai macam tempat duduk yang tersedia disana dengan view laut biru dan memesan berbagai macam menu seperti jus dan es krim, beberapa jenis cake seperti chocolate and carrot cake dan menu breakfast. Harganya mmurah dan tax yang dikenakan adalah 15 %.




Di Nusa Lembongan, kami mencoba di sebuah penginapan yang bernama D'camels. Penginapan ini cukup jauh dari pusatnya, berada sedikit di dalam, tapi kamarnya termasuk memuaskan. Beruntung teman saya mendapatkan diskon dari traveloka sehingga kami mendapat kamar deluxe dengan harga Rp 300.000,00. Kamarnya besar dengan fasilitas tv, hot water, breakfast dan kolam renang. 



Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat berkunjung ke Nusa Lembongan dan Ceningan. Yang pertama adalah boat untuk kemari dan pulang ke Bali. harga boat bervariasi, jadi kalian harus pandai-pandai dalam mencari, beberapa boat menyediakan penjemputan di hotel, jadi jangan khawatir kalau bawaan kalian banyak. Saat pulang ke Bali dari Nusa Lembongan, kami mendapatkan boat dengan harga Rp 75.000,00 per orang. 

Jangan lupa untuk membawa cash lebih, karena walaupun tersedia atm disini, tapi belum cukup banyak dan hanya ada di Nusa lembongan tidak di Nusa Ceningan. di Nusa Penida kalian juga dapat menemukan atm BRI. Karena estimasi bahwa kami akan mengambil  uang di atm di lembongan, kami tidak mengambil cash di nusa penida. Ternyata ATM di Nusa lembongan kehabisan uang dan hanya akan diisi seminggu sekali pada hari minggu. Tapi untungnya disini, kami mendapat info bahwa kita bisa menarik uang ke Pak Sugeng yang akan mengecas kartu debit dan memberikan uang tunai. Ternyata ehh ternyata alamat Pak Sugeng ada di sebelah Hotel D'Camels. Pak Sugeng membuka sebuah resto kecil disebelah dan juga menyediakan jasa pengambilan uang dan pembayaran rekening telepon. Untuk kartu mandiri akan di charge 5 % dan 3 % untuk BRI. 

Karena sudah kemari, selain untuk mengambil uang, akhirnya kami sekalian mencicipi makanan di tempat Pak Sugeng. Restonya bernama Warung Bu Candra, menu yang disediakan beragam mulai dari nasi goreng, bakso, nasi campur, soto dan berbagai es serta jus. Harganya pun murah berkisar dari Rp 5.000,00 - Rp 20.000,00. Porsinya pun Lumayan banyak dan enak.




Nah.. harus sampai disini dulu pengalaman saya berkunjung ke tiga Nusa di bali ini. Benar-benar pengalaman tak terlupakan bersama orang-orang yang akan selalu dikenang, yaitu Kiki Najatafani, si fotografer Baskoro dan Reydian. Tak menyangka ketiga orang ini akan mengambil bagian di memori saya. Semoga bertemu kembali di perjalanan lain. 











Thursday, September 1, 2016

Liburan Penuh Kejutan di Nusa Penida

Nusa Penida adalah yang paling besar selain Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Untuk mencapai tempat ini, bisa dengan membeli tiket boat di Pantai Sanur, Bali dengan harga Rp 75.000,00 per orang. Tiket Boat ini memiliki jadwal keberangkatan tertentu, tidak setiap jam ada. Jadwal paling pagi adalah pukul setengah 8 dan setiap counter boat, memiliki jadwal keberangkatan yang berbeda-beda tapi harganya sama. Sambil menunggu boatnya datang, kami pun berkunjung ke salah satu cafe dan memesan jus sambil narsisan. Jus nya lumayan murah, sekita 10 - 12 ribu. 


Perjalanan menuju kesana tidaklah lama,, hanya sekitar 30 - 40 menit dari pantai sanur. Begitu sampai, karena salah satu teman saya sudah menyewa mobil di nusa penida, guide pun sudah menunggu di pelabuhan. Ternyata memang di nusa penida ini butuh mobil ataupun motor, karena tempatnya yang cukup besar dan tempat-tempat yang dituju cukup jauh. Mobil yang kami pakai ini disewa seharga Rp 300.000,00 per hari. Tempat tujuan kami yang pertama adalah Homestay yang juga telah dipesan oleh salah satu teman yang memang sudah beberapa kali berkunjung kemari. Homestay nya tidak begitu jauh, 15 menit perjalanan dengan mobil dari tempat kami berlabuh. Disana kami memesan 2 kamar, didalam 1 kamar terdapat 2 buah ranjang, tapi bedanya, 1 kamar kami terdapat wc didalamnya, sedangkan yang satunya harus menggunakan wc luar. Harga kamar homestay ini cukup murah, permalamnya hanya Rp 100.000,00. Posisinya pun dekat dengan laut dan terdapat beberapa tempat makan disebelah homestay.

Setelah beristirahat sejenak dan meletakkan barang bawaan, perjalanan dilanjutkan. Nusa Penida sangat terkenal dengan banyak destinasi pantai yang indah dan mencengangkan, sayang tempatnya masih jauh-jauh. Karena itu, teman saya mulai menetapkan tujuan terlebih dahulu, yaitu Pantai Suwehan. Butuh waktu 2 jam perjalanan untuk ke pantai ini, dalam perjalanan, kalian bisa melihat cukup banyak pura dan pemandangan perbukitan hijau. Penduduk disana menyebut bukit itu adalah Bukit Teletubbies 



Setelah melewati perbukitan ini, kami berhenti sejenak, karena ternyata ada satu spot yang juga merupakan tepat berfoto dan menikmati pemandangan, namanya Abangan Hills. Di abangan hills ini kalian dapat melihat satu pohon kering dengan papan kayu yang bertuliskan nama tempatnya. Pemandangan langitnya indah, dan samar-samar kalian bisa melihat laut jauh di seberangnya.




Hanya sejenak kami menyempatkan diri befoto, lalu kembali melanjutkan perjalanan. Setelah 40 menitan, mobil kami pun berhenti di sebuah kios, di depannya terdapat sebuah pura besar. Menurut bapak sopir, kami sudah sampai di Pantai Suwehan, saya pun mulai bingung, karena saya tidak melihat adanya tanda-tanda pantai. Rupanya masih ada perjalanan tahap kedua yang harus di jangkau dengan jalan kaki. Intinya kami harus menuruni sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 250 meter dan kemiringan 80 derajat. Awalnya kami tidak tahu medannya akan seberat itu untuk menikmati sebuah keindahan pantai, dan kami pun mulai mengikuti jalan setapak yang ada disana. Untungnya saat itu tidak hujan, karena kalau hujan, jalannya akan benar-benar licin. Tanpa hujan pun kami merasakan terpeleset beberapa kali, bahkan beberapa kali kami menemukan tali yang digunakan untuk menuruni dan mendaki tempat itu.. Oh yaa.. disini kalian juga akan menemukan beberapa pohon keramat dan beberapa peringatan, jadi harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan berucap yaa hehehehe. 

Begitu sampai di Pantai, rasanya benar-benar lega, dan memang masih sangat bersih, bahkan tidak ada orang lain selain kami di pantai itu.  Awalnya kalian akan disambut dengan bebatuan pantai dan pasir putih.



Lalu bersiaplah untuk menginjakkan kaki kalian di pasirnya yang putih dan halus serta tempatnya yang luas. Kalian akan melihat di satu sisi adalah lautan yang luas dengan ombak yang cukup besar, dan di sisi lain sebuah tebing tinggi yang merupakan tempat hiking kami saat kemari, sampai-sampai saya sendiri tak percaya saya sudah melewati jalan itu.. hehehhe



Inti dari Pantai Suwehan ini adalah adanya sebuah batu besar yang berdiri di tengah lautan, karena ombaknya tidak begitu besar, jadi batu ini masih bisa dijangkau. tapi kalau ombaknya besar dan tinggi, batu ini hanya bisa dilihat dari jauh.. 


Rasanya ingin berlama-lama disini bukan karena tempatnya saja yang tenang dan indah, tapi juga karena saya sendiri malas mendaki lagi.hahahha. jadinya banyak sekali kami bernarsis ria disini



Setelah selesai mempersiapkan batin dan berdoa, akhirnya diputuskanlah untuk kembali ke mobil dengan menanjaki kembali jalan tersebut.. omaigat.. capeknya memang lebih terasa pas naik daripada turun.. tapii.. wonderful.. baru kali ini saya harus bersusah payah terlebih dahulu untuk melihat sebuah pantai.. heheheh intinya, quotes : "Difficult road often lead to beautiful destination" benar-benar berlaku. 

Target kami berikutnya adalah Angel's Billabong dan Pasir Uuh atau Broken Beach. Kedua tempat ini termasuk terkenal di instagram, mudah dicapai dan jaraknya cukup dekat. Memang angel billabong merupakan target utama saya saat merencanakan main ke Nusa Penida. 

Ini adalah foto di Broken Beach, dimana terdapat sebuah tebing besar menyerupai jembatan (bahkan saya sering kepeleset menyebut broken bridge), dan ditengah jembatan itu terdapat lubang setengah lingkaran. Saat itu, ombak sedang tidak besar, menurut guide kami, jika ombaknya besar akan lebih cantik untuk difoto.. Tapi menurut saya.. begini aja udah cantik kok.. Begitu sampai, saya langsung terkagum dengan pemandangannya.



Angel's Billabong ternyata memang secantik yang saya lihat difoto dan jaraknya memang dekat dengan broken beach. cuup dengan jalan kaki 5 menit melewati bebatuan tajam dan besar. Angels Billabong ini adalah sebuah kolam alami yang terbentuk dari alam, airnya berasal dari ombak yang besar dari lautan di depannya. Tentu saja kita bisa berenang disana. mantap kannn.. benar-benar tempat favorit saya.



Sayangnya.. Perjalanan di Nusa Penida berakhir di Angel's Billabong ini. Karena selain capek, waktunya pun tidak memungkinkan untuk menjangkau tempat lain lagi. Memang ada banyak sekali destinasi cantik disini seperti pantai kelingking yang juga merupakan salah satu target saya. Karena itu tidak akan cukup untuk satu hari kemari. Oh yaa.. tempat-tempat disini juga merupakan salah satu incaran untuk foto prewedding. asal jangan di suwehan aja preweddingnya.. hehehe 

Perjalanan pulang ke homestay benar-benar terasa cepat, karena kami semua tertidur didalam mobil. Lalu saat tiba di homestay, kami disambut dengan jelang sunset di laut depan homestay yang benar-benar menjadi  hidangan penutup dan perpisahan di nusa penida. Perjalanan esoknya adalah Nusa Lembongan dan Ceningan. yeayy...



By the way... Penulis juga ingin mengucapkan thank you so much untuk bro and sist yang sudah menjadi teman seperjalanan saya dalam menjelajahi Nusa Penida. Terimakasih Oppa Baskoro, semoga bisa menjadi travel blogger yang handal, fotonya keren-keren. Thanks buat Dek Redian, anak bali yang juga selalu bantuin foto, ajarin bahasa bali n jelasin tentang bali.. tourguide kedua lah. Dan yang terutama untuk Sistah Kiki Najatafani yang dengan sok idenya mengatur perjalanan ini dan menyatukan insan-insan yang awalnya tak saling mengenal ini. This is really a short time, but the memory is longlast. see you in another trip.. ohh... saya juga akan share liburan saya di nusa ceningan dan lembongan yang gak kalah asiknya..